Labels:
tumor jinak
Pada sebagian orang tua, menganggap bahwa jika terjadi
benjolan disekitar pipi adalah gondongan. Namun jika keadaan semakin parah atau
terjadi pembengkakan yang semakin membesar, sebaiknya anda segera memeriksakan
diri ke dokter terdekat karena bisa saja kondisi ini merupakan tumor parotis.
Tumor parotis adalah pertumbuhan sel secara abnormal yang
terjadi pada kelenjar parotis. Tumor inipun juga bersifat jinak dan dapat juga
bersifat ganas. Kelenjar parotis sendiri merupakan salah satu kenlenjar air
liur (saliva) yang terbesar dan terletak pada bagian depan telinga.Tumor parotis ini, dapat diklasifikasikan dalam berbagai
bentuk, yaitu:
- Tumor campuran (adenoma pleomorfis) bentuknya adalah lobular, tidak tertutup jaringan normal dengan baik, dan memiliki kecepatan pertumbuhan yang lambat.
- Tumor warthin (adenolimfoma) dapat terdeteksi dari terjadinya infiltrasi limfosit serta terbentuknya kista epitel yang diikuti oleh proliferasi kista tersebut.
- Onkositoma, tumor yang tediri dari sel jenis oksifilik onkosit.
- Tumor monomorfik.
- Rasa nyeri serta sulit saat menelan.
- Munculnya benjolan pada bagian pangkal atau ujung kelenjar parotis.
- Mati rasa pada sebagian wajah serta lemasnya otot wajah.
- Terdapat benjolan pada bagian wajah.
- Paralisis pada saraf wajah.
- Faktor usia yang pada umumnya terjadi pada orang yang lansia.
- Terkena paparan radiasi, pada bagian kepala atau leher.
- Terkena infeksi virus, seperti HIV dan virus Epstein-barr.
- Penggunaan telepon seluler secara terus menerus.
- Kebiasaan buruk merokok.
- Pemeriksaan fisik pada bagian leher dan kepala.
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan kelenjar parotis.
- Foto rontgen.
- Sialografi.
- CT scan.
- MRI dan PET scan.
- Ultrasonografi serta pemeriksaan lab.
- Parotidektomi superficial, pemotongan jaringan parotis yang terkena tumor.
- Parotidektomi lobus dalam atau parotidektomi total.
- Enukleasi.
- Diseksi ekstrakapsular
- Radioterapi dan kemoterapi.
- Terjadi kerusakan pada saraf wajah yang dapat menimbulkan paralisis temporer maupun permanen.
- Rekurensi tumor jinak atau ganas.
- Berkurangnya kepekaan (hipestesia) indera pendengaran.
- Sindrom frey.
Demikianlah artikel yang dapat kami sampaikan mengenai Tumor
Parotis. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan. Dan kami himbau bahwa
informasi yang kami berikan bukanlah pengganti nasihat medis. Selalu periksakan
keadaan anda, ke dokter anda yah. Terima kasih.